Senin, 09 Juli 2018

Oppa & I By : Orizuka & Lia Indra Andriana

Novel Oppa & I By : Orizuka & Lia Indra Andriana

Sinopsis;
'Oppa yang lebih asing dari alien.. Aku tidak butuh. Sepasang mata bulat seseorang gadis menatap ke sekeliling bandara Internasional Incheon-mengagumi keindahannya dalam hati. Berkebalikan dengan isi hatinya, ekspresi wajah cantik gadis itu masam, seolah bandara itu mengeluarkan bau busuk, bukannya harum semilir kopi. Gadis itu menghela napas, lalu duduk di atas koper pinks yang digantungi kartu pengenal bertuliskan `JANE PARK, Indonesia. Ia lantas beralih menatap koper lain-berukuran dua kali lipat yang sedang ia duduki-yang ada di depannya. ''Jae In-a!'' Jae In, gadis itu refleks menoleh. Seorang wanita cantik semampai berusia pertengahan tiga puluhan menghampirinya sambil melambai. Jae In kembali menghela napas ''Mian(maaf), toiletnya penuh,'' katanga dengan suara manis dibuat-buat. ''Kenapa tiba-tiba bahasa korea?'' tanya Jae In, dalam bahasa Indonesia. ''Apa karena kita sedang di Korea?''
''Keourom(tentu saja).'' Wanita itu tersenyum manis, sengaja menyibak rambut saat beberapa pria lewat dan mengagumi posturnya, mebuat Jae In sukses menganga. ''Eomma, jebal jom (eomma, please deh)!'' Jae In menyahut, tak sadar dirinya pun sudaah menggunakan bahasa itu. Bahasa yang tak pernah digunankannya lagi semenjak 5 tahun lalu. Sandy tersenyum simpul melihata anak gadisnya yangs ekarang menutup mulut dan terlihat salah tingkah. Jae In memang tak pernah suka menggunakan bahasa Korea. Tidak semenjak lima tahun lalu, saat kehidupannya berubah drastis. Senyum Sandy berangsur lenyap. Saat ia mengubah kehidupan anaknya sendiri, secara drastis. Lima tahun lalu, Sandy begitu egois saat memutuskan untuk bbercerai dengan Jae Bin. Begitu egois untuk memisahkan Jae In dengan pasangan sehidup sematinya. Begitu egois untuk membuang apa yang dinamkan keluarga.
Namun, Sandy masih yakin setangah atau lebih dari segala kejadia ini adalah kesalahan Jae Bin. Mantan suaminya yang kaku dan workholic itu memilih utnuk menerima panggilan tugas dis Seoul daripada tinggal bersamanya di Jakarta. Masih jelas di ingatan Sandy saat ia meberi Jae Bin pilihan:mengambil pekerjaan itu atau bercerai, dan Jae Bin memilih bercerai. Masih jelas pula rasa sakit di hati Sandy sehingga ia ikut menyanggupi keputusan suaminya itu. Mantan suaminya. Sandy tadinya hanya ingin menyuci Jae Bin. Tak sekalipun Sandy menduga bahwa Jae Bin akan lebih memilih pekerjaan daripada dirinya. Sandy pun tidak ingin kalah, ia harus memperlihatkan pada Jae Bin bahwa tanpanya, ia bisa hidup dengan baik di Jakarta. Menikah di usia yang sangat mudah-sembilan belas tahun-membuat psikologis Sandy dan Jae Bin masih begitu labil, hingga mereka melakukan hal yang orangtua manapaun tak akan melakukan: memisahkan dua anak mereka untuk tinggal di negara berbeda. Hati Sandy sebenarnya sakit saat memikirkan itu, namun sekarang ia sudah ada di sini. Ia sdg memperbaiki kesalahannya. Sebulan lalu, tanpa ia duga, Ja Bin datang ke jakarta dan mengajaknya ke Seou untuk kembali bersama sebagaikeluarga. Sandy tak pernahmenyangka Jae Bin akan Sandy tak pernahmenyangka Jae Bin akan Jae In menatap ibunya-yang sekarang sibuk meilirk jam tangan tiap lima detk sekali-lalu menghela napas. Jae iN tahu apa yang membuatnya begitu. Sebulan lalu, seperti sulap, Jae In mendapati ayahnya berdiri di depan pintu flat bobroknya. 
Entah bagaimana ayahanya bisa menemukan mereka dan terbang langsung ke korea. Selama lima tahun setelah perceraian kedua orangtuanya, Je In hanya berhubungan dengan ayahnya melalui telepon. Ia tidak memiliki keinginan itnuk chatting, webcam, atau apapun. Telepon pun hanya datang saat ia berulang tahun, atau untuk menanyakn kabar. Melihat ayahnua ada di depan flat, ia merasa bingung. Melihat ayahnya membujuk ibunya untuk ikut dengannya ke Seoul dan bersatu kembali sebagai keluarga, ia semakin bingung. Seperti semua yang terjadi tidak nyata. Ia merasa seperti sdg bermimpi. Namum, ia tidak bermimpi. Sekarang ia ada di sini, d bandara incheon, menunggu ayahnya untuk menjemputnya. Tidak, Jae In tak senang. Ia tidak senang meninggalkan jakarta. Meninggalkan teman-temannya. Meninggalkn kehidupannya. Ia tidak suka ditinggalkan jadi ia tidak ingin meninggalkan. Itu uang ia pahami setelah 5 tahun ini. Namun, pada akhirnya ia harus meninggalkan semuanya, demi orang yang pernah meninggalkannya. Ironis Jae In melirik ibunya yangs ekarang sudah mengeluarkan cermin dan sibuk merapikan rambut. Seharuusnya, Jae In bisa menyalhkannya. Menyalahkan ibuu egois yang memilih untuk tetap tinggal Di Jakarta mengejar karirnya dan pada akhirnya gagal, daripada ikut suami demi keharmonisan rumah tangga. Menyalhakn ibu labil yang mengajukan cerai secara iseng-iseng klalu disanggupi secara serius oleh suami kakunya. Namun, jika demikian, jae in beraku tidak adil. Ayahnya juga bersalah. Seperti ibunya, ayahnya sama-sama egois dan tidak memikirkan nasib anak-anaknya. Ayahnya tega mebawa pergi belahan jiwanya.

Detail Buku:
Judul         : Oppa & I
Penulis      : Orizuka & Lia Indra Andriana
Penerbit     : -
ISBN         : -
Tebal         : -
Download      : Google Drive


Tidak ada komentar:

Posting Komentar