Semua teman-teman di karpet
mengacungkan jari semangat. Siapa pula menolak ditawari mie rebus gratis. Aku
nyengir, sedikit menyesal telah menawarkan diri, tahu semua bakal mau, mending
nggak usah bilang. Menggaruk kepala yang tidak gatal, kadang berbuat baik itu
memang perlu niat, bukan basa-basi doang. “Eh, kenapa lu sekarang
senyum-senyum sendiri, Put?” Sari tidak ikut mengacungkan tangan, masih sibuk
menyelidiki Puteri, menatap Sari di sebelahnya, kepo, ingin tahu urusan orang
lain, “Memangnya acara di tipi lucu? Cuma siaran berita doang?” Sari melihat
sekilas layar televisi. Puteri malah semakin tersenyum simpul. “Ada apa sih,
Put?” Sari penasaran. “Rahasia.” Puteri tertawa. “Ayolah,” Sari sebal
mengangkat bantal di depan Puteri, agar berhenti menonton televisi, pindah
memperhatikan dia. Puteri nyengir, menatap Sari lamat-lamat, lantas sengaja
sekali berbisik, “Rio.” Pelan saja Puteri mengatakan kalimat itu, berbisik
malah, sengaja agar yang mendengar hanya Sari, tapi itu cukup untuk
menghentikan langkah kakiku yang persis sudah di bawah bingkai pintu menuju
dapur kontrakan.
Baca juga
- Love is The End by Christina Tirta
- Melati Dalam Kegelapan by Sidik Nugroho
- Melbourne (Wedding) Marathon by Almira Bastari
Dan juga tentu saja, tiga teman
satu jurusan lain yang masih sibuk dengan tugas di karpet ruang tengah. What??? Rio? Lupakan mie rebus,
bergegas balik kanan. Bah, kalau mendengarkan baik-baik cerita Puteri, aku
pikir nggak ada yang spesial. Apanya yang spesial? Puteri pergi ke warung
tenda, mau bungkus makan malam menu ikan goreng, tapi saat dia berdiri di depan
abang pemilik warung yang sibuk mencatat pesanan, sambil meneriaki juru
masaknya, sudut mata Puteri menangkap ada Rio yang ikut melangkah masuk. “Eh,
ada Puteri. Malam, Put.” Rio tersenyum. Aduh, semua orang di kampus juga tahu
siapa Rio, gebetan satu kampus. High class jomblo. Disenyumin seperti itu
bahkan membuat Puteri seperti sesak. “Suka makan di sini juga, Put?”
Puteri mengangguk-angguk seperti orang-orangan sawah. “Makan bareng yuk, itu
teman-teman satu kostanku juga mau makan.” Rio menunjuk beberapa teman kampus
lain yang mengambil posisi kursi masing-masing.
Detail Buku:
Judul :
Sepotong Hati yang Baru
Penulis : Tere Liye
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : -
Tebal : -
ISBN : -
Tebal : -
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam
novel “ Sepotong Hati yang Baru “, karya terbaru Tere Liye. Untuk mendownload novel “
Sepotong Hati yang Baru “ karya Tere Liye silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca
“ Sepotong Hati yang Baru “, untuk
ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar