Surat Perintah 11 Maret 1966
(Supersemar) mesti dibongkar. Kemunculannya didahului oleh banjir darah
setengah juta rakyat Indonesia dalam pembantaian massal yang berlangsung antara
pekan ketiga bulan Oktober hingga Desember 1965. Usai surat itu ditandatangani
Bung Karno dan kemudian diterima Letnan Jenderal Soeharto, politik Indonesia
berubah drastis. Kurang dari duapuluh empat jam setelah ditandatanganinya surat
itu, Soeharto langsung membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI), mengatur
keanggotaan partai, menangkap belasan menteri dan menyingkirkan orang-orang
yang pro Bung Karno.
Baca juga
- The Fellowship of the Ring by J.R.R. Tolkien
- The House of Hades by Rick Riordan
- The Kite Runner by Khaled Hosseini
Supersemar juga menandai
perubahan besar pada orientasi berbagai kebijakan di Indonesia: makin
merosotnya kekuasaan Presiden Sukarno dan makin naiknya kekuatan Letnan
Jenderal Soeharto; arah perpolitikan Indonesia berbelok dari sipil ke militer,
dari berorientasi ke kiri ke haluan kanan, dan dari anti-nekolim menjadi pro
modal asing. Buku ini tak lagi menyoal perihal keaslian naskah Supersemar, tapi
lebih memfokuskan pada sejarah mengenai pro-kondosi yang melahirkan Surat
Perintah itu serta berbagai dampak yang muncul dengan membongkar
dokumen-dokumen dari pemerintah Amerika Serikat.
Detail Buku:
Judul: Membongkar Supersemar
Penulis: Baskara T Wardaya
Penerbit: Galang Press, 2009
ISBN: 978-602-8174-16-9
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 337 halaman
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Membongkar
Supersemar “, karya terbaru Baskara T Wardaya. Untuk mendownload novel “ Membongkar
Supersemar “ karya Baskara T Wardaya silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca “ Membongkar
Supersemar “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan
kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar