Tindakan Kita Sebatas Kita Memandang Dunia
Tahukah Anda, jika kita memandang diri
kita kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan kita pun jadi kerdil. Namun
begitu, bila kita memandang diri kita besar, dunia terlihat luas, kita pun
melakukan hal-hal penting dan berharga. Tindakan kita adalah cermin bagaimana
kita melihat dunia. Sementara itu dunia kita tidak lebih luas dari pikiran kita
tentang diri kita sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka
positif pada diri kita sendiri, agar kita melihat dunia lebih indah, dan bertindak harmonis dengan
kebaikankebaikan yang ada dalam pikiran kita. Padahal ternyata dunia tidak
butuh penilaian apapun dari kita. Ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat. Ia
menggemakan apa yang ingin kita dengar. Apabila kita takut menghadapi dunia,
sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri. Oleh sebab itu, maka
bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri.
Melampaui di atas itu, kita ternyata butuh jujur melihat diri sendiri apa
adanya. Dan akhirnya, dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi
dibalik penilaian-penilaian kita.
Baca juga
- East of Eden by John Steinbeck
- A Thousand Splendid Suns by Khaled Hosseini
- Collapse - Runtuhnya Peradaban-peradaban Dunia by JaredDiamond
Surat Dari Tuhan
Saat kau bangun di pagi hari, Aku
memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada-Ku, meskipun hanya sepatah
kata meminta pendapat-Ku atau bersyukur kepada-Ku atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu
hari ini dan kemarin. Namun, Aku melihatmu begitu sibuk mempersiapkan diri untuk
pergi bekerja. Aku kembali menanti dirimu saat engkau sedang bersiap, Aku tahu
akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapa-Ku, tetapi engkau
terlalu sibuk. Di suatu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas
menit tanpa melakukan apapun. Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu.
Aku berfi kir engkau akan berbicara kepada-Ku, tetapi engkau berlari ke telepon
dan menelepon seseorang untuk mendengarkan berita terbaru. Aku melihatmu keti
ka engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan
semua kegiatanmu Aku berpikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu
kepada-Ku. Sebelum
Detail Buku:
Judul :
Aku Bisa
Jika Aku Befikir Bisa
Penulis : Feri Tjahjono
Penulis : Feri Tjahjono
Penerbit :
Istana
Media
ISBN : 978-602-14307-4-3
Tebal : 304 Hal
ISBN : 978-602-14307-4-3
Tebal : 304 Hal
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel
“ Aku Bisa Jika Aku Befikir Bisa“, karya terbaru Feri Tjahjono . Untuk mendownload novel “ Aku Bisa Jika Aku Befikir Bisa“ karya Feri Tjahjono silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca “ Aku Bisa Jika Aku
Befikir Bisa“, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya,
silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar