Berjuang Di Tanah Rantu by Ahmad Fuadi

Berjuang Di Tanah Rantu by  Ahmad Fuadi

Kerja sama yang manis ini awalnya bermula dari se­buah perbincangan singkat antara tim majalah Iqro yang berada di bawah naungan Dompet Dhuafa Hong Kong dengan Mas Ahmad Fuadi. Saat itu Mas Ahmad Fuadi tengah berkunjung di Hong Kong dalam rangka pemutaran film Negeri 5 Menara untuk masyarakat Indo­nesia di Hongkong, yang mayoritas adalah Buruh Migran Indonesia (BMI) atau bahasa merakyatnya adalah TKW.

Kala itu, kami riuh bercerita tentang semangat menu­lis para perantau di luar negeri. Tak diduga, pembicaraan kami waktu itu ternyata membuahkan sebuah rencana untuk mengabadikan tulisan-tulisan para perantau di luar negeri, termasuk para BMI sendiri. Alhamdulillah, setelah melalui berbagai proses yang cukup panjang, buku yang kami gadang-gadang ini akhirnya bisa sampai kepada Anda, pembaca sekalian. Hidup di tanah rantau memang bukan perkara mu­dah. Kami, tim majalah Iqro, juga berusaha keras mewu­judkan mimpi di sini.

Dengan keterbatasan waktu yang saya miliki, sega-la hal harus dilakukan seefektif mungkin. Ketika naik bus, kereta bawah tanah, atau angkutan umum lainnya, saya berusaha untuk tidur meski hanya sepuluh menit. Ke mana pun kaki melangkah, tak lupa buku catatan kecil (notes) dan buku bacaan saya bawa. Baik ke pasar, antar jemput sekolah, sampai beraktivitas di dapur. untuk mencatat ide-ide yang terkadang berseliweran datang ketika beraktivitas, sementara buku sebagai tambahan ilmu dan sumber inspirasi. Seberapa pun beratnya dengan segala keterbatasan yang ada, ketika kita ikhlas dalam mengerjakan dan ha-nya berharap rida Allah, insya Allah semua dapat teratasi dan Allah Swt. akan memudahkan segala urusan kita. Man jadda wajada. - Juwanna Soetomo, Pimred majalah Iqro 2011–2012, BMI Hong Kong

Sinopsis


Merantaulah. Gapailah setinggi-tingginya impianmu
Bepergianlah. Maka ada lima keutamaan untukmu
Melipur duka dan memulai penghidupan baru
Memperkaya budi, pergaulan yang terpuji, serta
meluaskan ilmu

—Diadaptasi dari bait syair-syair Imam Syafi’i (767–820 M)

SAYA berdecak kagum membaca syair yang ditulis Imam  Syafi’i sekitar 1.200 tahun silam. Pada masa itu, bahkan ketika belum ada pesawat dan mobil, ulama terkenal ini sudah berkelana dengan unta, kuda, dan kapal layar. Walau perjalanan saat itu sulit, Imam Syafi’i sudah menganjurkan orang merantau jauh karena dia percaya merantau itu mendatangkan paling tidak lima keutamaan. Pada saat kita sedang bersedih dan berduka, sebuah perjalanan bisa merawat luka dan menjadi obat penawar pilu. Dengan perjalanan yang jauh dan keluar dari zona nyaman, kita akan terpaksa melihat pemandangan yang berbeda dengan perspektif yang segar. Dari perubahan perspektif itu akan terbuka berbagai kemungkinan baru. Mungkin itu peluang baru, karier baru, atau rezeki yang baru. 

Baca juga


Yang menarik, Imam Syafi’i melihat perantauan tidak hanya dalam konteks mencari penghasilan dan kehidupan. Tetapi, dia juga yakin bahwa perantauan akan membukakan kesempatan untuk memperkaya peradaban kita, bergaul dengan orang-orang yang terpuji, dan tentu saja meluaskan ilmu pengetahuan. Jadi, menurut ulama tersohor ini, perantauan tidak hanya fisik, tetapi juga perantauan rohani dan intelektual. Membuat kita lebih bersyukur, lebih memaknai hidup, dan lebih mencintai ilmu. Kisah yang ada di dalam buku ini adalah racikan cerita dari berbagai perantau yang bercerita manfaat dan perjuangan mereka sebagai perantau. Beragam sudut pandang, tetapi sama-sama mengalirkan semangat untuk mencari kebaikan dari perjalanan ke luar negeri.

Detail Buku:

Judul : Berjuang Di tanah Rantau
Penulis
: A. Fuadi
Penerbit
: PT Bentang Pustaka
ISBN
: 978-602-7888-41-8
Tebal
: 186 Hal
Download : Google Drive

Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam buku Berjuang di  tanah rantau, karya terbaru A. Fuadi yang terdapat dalam Berjuang di  tanah rantau. Untuk mendownload novel  Berjuang di  tanah rantau karya A. Fuadi silahkan klik di sini.

Terima kasih telah membaca Berjuang di  tanah rantau, untuk ebook, buku, novel , komik dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini

Posting Komentar

0 Komentar