Apa pun akan mereka lakukan
untuk mendapatkan materi wawancara, termasuk menyusulku ke London. Baiklah, aku
memberikan waktu satu jam selepas konferensi. Lagi-lagi wartawan mereka datang
terlambat di gedung konferensi, dan aku sudah menumpang taksi bergegas menuju bandara.
Editor itu kembali terburu-buru menelepon, bilang mereka udah berusaha mengirimkan wartawan terbaik
mengejarku ke Eropa, tetapi jadwalku terlalu padat untuk diikuti. Sambil
tertawa, dia bergurau, ”Kau tahu, Thom. Bahkan
jadwalmu lebih padat dibanding presiden.” Demi sopan santun aku ikut tertawa, lantas
berkata pendek, ”Kita lakukan saja sekarang di atas langit atau lupakan sama sekali.”
”Seperti yang mungkin sudah disebutkan dalam e-mail, ini akan menjadi judul di
halaman depan.” Gadis dengan blus putih dan rok hitam konservatif selutut itu
masih melanjutkan dengan kalimat pembukanya. ”Anda tahu, terus terang saya
sedikit gugup. Bukan untuk wawancaranya, tapi karena saya begitu antusias. Ya
Tuhan, saya baru pertama kali menumpang pesawat besar.
Baca juga
Ini mengagumkan.ebih besar
dibandingkan foto-foto rilis pertamanya. Berapa ukurannya? Paling besar di
dunia? Tiga kali pesawat biasa. Dan saya menumpang di kelas eksekutif. Teman-teman
wartawan pasti iri kalau tahu redaksi kami menghabiskan banyak uang untuk
membelikan selembar tiket agar saya satu pesawat dengan Anda.” Aku mengangguk,
lebih asyik mengamati penampilan ”wartaIsi- wan terbaik” di sebelahku itu. Aku bergumam, semoga isi kepalanya secantik
penampilannya. Gadis itu lebih cocok menjadi pembawa acara di layar televisi
dibandingkan kuli tinta, bergenit ria dengan dandanan dan kalimat, padahal
kosong. Apa tadi kualifikasinya? Lulusan terbaik sekolah bisnis? Ada ribuan
orang yang memiliki predikat itu aku bahkan punya dua. ”Sejak
kapan kau menjadi wartawan?” Senyum riang gadis itu terlipat, meski ekspresi
wajah terbaiknya tetap menggantung.
Detail Buku:
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978 - 979 - 22 - 8552 - 9
Tebal : 440 hlm
ISBN : 978 - 979 - 22 - 8552 - 9
Tebal : 440 hlm
Itulah sekelumit sinospis yang
diangkat dalam novel “ Negeri Para Bedebah “, karya terbaru Tere Liye. Untuk mendownload novel “ Negeri Para Bedebah “ karya Tere Liye silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca
“ Negeri Para Bedebah “, untuk ebook,
buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar