Senja ketika Margio
membunuh Anwar Sadat, Kyai Jahro tengah masyuk dengan ikan-ikan di kolamnya,
ditemani aroma asin yang terbang di antara batang kelapa, dan bunyi falseto
laut, dan badai jinak merangkak di antara ganggang, dadap, dan semak lantana. Kolamnya
menggenang di tengah perkebunan cokelat, yang
meranggas kurang rawat, buah-buahnya kering dan kurus tak lagi
terbedakan dengan rawit, hanya berguna bagi pabrik tempe yang merampok daunnya
setiap petang. Di tengah perkebunan, mengalir sungai kecil penuh dengan ikan
gabus dan belut, dikelilingi rawa yang menampung tumpahan arus kala banjir. Orang-orang datang,
selang berapa lama selepas perkebunan dinyatakan bangkrut tumbang, untuk
memberi patok-patok dan menanam padi di rawa-rawa itu, mengusir eceng gondok
dan rimba raya kangkung. Kyai Jahro datang bersama mereka, menanam padi untuk
satu musim, terlalu banyak minta diurus dan menggerogoti waktu. Kyai Jahro yang
bahkan tak mengenal apa makna bintang waluku mengganti padi dengan kacang yang
lebih tangguh, tak minta banyak urus, namun dua karung kacang tanah di musim
panen tak alang membuatnya bertanya-tanya, dengan cara apa ia mesti memamahnya.
Baca juga
- Panca Azimat Revolusi Jilid I by Iwan Siswo
- Pasung Jiwa by Okky Madasari
- Peluk Ia Untukku by Tatiek S.
Demikianlah petak
tersebut berakhir menjadi kolam, dilemparkan ke sana benih mujair dan nila, dan
jadi kesenangannya untuk memberi pakan setiap senja, melihat mulut mereka
cuap-cuap di permukaan air menggenang. Ia tengah
melemparkan dedak yang dimintanya dari penggilingan padi, serta daun singkong
dan pepaya, dan ikan-ikan menyundul riang, kala ia mendengar deru mesin motor
di suatu jarak, di antara deretan batang cokelat, pekak di telinganya. Ia terlalu mengenal bunyi itu untuk memaksanya
menoleh, seakrab bunyi beduk dari surau lima kali sehari, sebab ia bisa
mendengarnya lebih dari itu sebagaimana telinga tetangga lain telah bersahabat dengannya.
Itu Honda 70 milik Mayor Sadrah, dengan warna merahnya yang masih cemerlang,
penjelajah jejalan setapak di antara rumah, mengantarkan pemiliknya ke surau,
mengirim istri pemiliknya ke pasar, dan kala lain sekadar berputar-putar di
antara dinding rumah tetangga, dan setiap senja yang tak ada kerjaan, Mayor
Sadrah akan membawanya berkeliling ke tempattempat yang lebih senyap.
Detail Buku:
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-03-0749-7
Tebal : 340 hlm
ISBN : 978-602-03-0749-7
Tebal : 340 hlm
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Lelaki Harimau “,
karya terbaru Eka Kurniawan. Untuk mendownload novel “
Lelaki Harimau “ karya Eka Kurniawan silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca “
Lelaki Harimau “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang
lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar