Biography
Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali: Catatan Pribadi Koesalah Soebagyo Toer
DUA JAM PERSIS
Jakarta, 12 Juli 1983
Lebaran 1 Syawal 1403 H. Sudah menjadi kebiasaan, tiap Lebaran adik-adik
bersama suami atau istri yang kebetulan ada di Jakarta berkunjung ke rumah Mas
Pram, disertai juga anak masing-masing. Sekitar jam 10.00 Cus beserta istri dan
anak-anak mendahului datang, tapi ternyata Mas Pram sekeluarga tak ada di
rumah. Seperti biasa, mereka sedang berkunjung ke Poncol, ke rumah mertua
perempuan Mas Pram. Sekitar jam 14.00 saya sengaja meminjam sepeda balap Hen (anak
Mbak Is yang terakhir) untuk mengecek apakah Mas Pram sekeluarga sudah pulang.
Kalau sudah, semua dari Jalan Multikarya I akan datang bersama. Istri saya
sendiri dengan anak-anak sudah siap di Jalan Multikarya I. Ternyata Mas Pram
sudah tiba di rumah. Mbak dan anak-anak pun sudah. Segera saya ucapkan Selamat
Lebaran kepada Mas Pram, juga kepada Mbak Pram dan anak-anak. Seperti biasa, Mas
Pram mencium pipi saya kiri-kanan dan duduk, bertelanjang dada.
Baca juga
BAKAL GEGER
Jakarta, 22 Juli 1983
Saya datang karena ia minta surat-surat tanah Blora yang saya simpan.
Katanya, ia mau urus lewat Opstib. Bagaimana perinciannya, saya tak tahu, dan
tak bertanya. Sesudah saya tunjukkan surat-surat itu kepada dia, ia minta
sertifikat dan Ipeda difotokopi. Karena pada saya tak ada surat Ipeda, saya katakan,
akan saya mintakan dahulu ke Blora. “Aku sungguh tak rela dengan tanah Blora
itu!” ia menegaskan. Memang sudah berkali-kali ia mengemukakan pendapatnya itu
tentang tanah warisan Bapak di Blora beserta bangunan sekolahnya. Tanah itu
sekitar 3.250 m2 luasnya, dan bersama bangunan sekolah, semenjak zaman Jepang,
digunakan oleh pemerintah, dan sekarang oleh STN (Sekolah Teknik Negeri) Blora.
Ia ingin menempuh jalannya sendiri agar tanah dan sekolah itu dikembalikan
kepada dia sebagai ahli waris yang paling berhak, dan ia ingin tanah dan
sekolah itu digunakan untuk keperluan yang akan mengingatkan orang kepada
perjuangan besar Bapak pada zamannya. Ia sendiri ada keinginan tinggal di Blora,
untuk kerja yang lebih tenang dan produktif. Selesai urusan surat tanah,
tiba-tiba ia beralih ke soal lain. “Aku dapat bonanza bakalnya, Liek!” katanya,
dan terus masuk ke dalam.
Detail Buku:
Penulis : Koesalah Soebagyo Toer,
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
ISBN : 979-91-0047-X
Tebal : 266 hlm
ISBN : 979-91-0047-X
Tebal : 266 hlm
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam
novel “ Catatan Pribadi Koesalah Soebagyo
“, karya terbaru Koesalah
Soebagyo Toer. Untuk mendownload novel “
Catatan Pribadi Koesalah Soebagyo
“ karya Koesalah
Soebagyo Toer silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca
“ Catatan Pribadi Koesalah Soebagyo “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik
yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Posting Komentar
0 Komentar