Perempuan Cahaya by Lien Auliya Rachmach

Perempuan Cahaya by Lien Auliya Rachmach

Selasa pagi Februari 2013, kulangkahkan kakiku tergesa memasuki pelataran Kantor Pelayanan Kesehatan Pelabu h an Kota Cirebon. Harus segera kutuntaskan urusanku di sana karena siang harinya jadwal cuci darah menungguku di RS Gunung Jati Cirebon. Di dalam ruangan 7 × 5 meter itu, tampak duduk dua orang berseragam di belakang meja panjang. Di kursi tunggu ada beberapa orang yang sedang menunggu antrean untuk dilayani petugas. Aku langsung menuju meja panjang, mendaftarkan diriku untuk membuat Kartu Kuning yang berisi bukti bahwa aku sudah disuntik vaksin meningitis, salah satu syarat yang harus kupenuhi sebelum berangkat umrah sebulan kemudian. Selesai mendaftar, aku diminta mengisi biodata, menyerahkan foto kopi paspor dan pasfoto ke petugas. Kemudian, aku diminta menunggu beberapa saat hingga namaku dipanggil seorang ibu berseragam dan berjilbab putih.“Ibu Lien Auliya, sekarang tes urine dulu, ya. Silakan, kamar mandinya di sebelah sana,” ujar si ibu sambil menyerahkan botol kecil kepadaku.

Baca juga


Saya tidak mau bertanggung jawab kalau ada apa-apa di kemudian hari. Silakan Ibu buat dulu. Nanti, kembali lagi dengan surat keterangan, ya, Bu.” “Mungkin, Jumat saya baru ke sini lagi, ya, Bu. Siang ini saya jadwal cuci darah di RS Gunung Jati. Rumah saya jauh, Bu, di Ku ningan.” Si ibu mengangguk seiring saya berlalu meninggalkannya dengan air mata menggenang. Ya Allah, suntik vaksin doing kok ribet amat, ya. Sesampainya di RS Gunung Jati, kusampaikan masalahku kepada dokter dan perawat ruang HD (hemodialisis). Mereka tertawa mendengar ceritaku. Seumur-umur, tidak pernah ada yang namanya Surat Keterangan Tidak Pipis. Setelah aku memohon, akhirnya dibuatlah surat keterangan format baru yang menyatakan bahwa aku pasien cuci darah dan sudah tidak pipis, ditanda-tangani oleh dr. Dzulkifli, dokter Ruang HD. Nanti kita lihat, ya, apakah surat ini nanti akan dibakukan menjadi surat resmi nasional. Kalau iya, banggalah aku jadi sampel kasusnya, Tiga hari kemudian, aku kembali menyambangi Kantor KPP Pelabuhan, kali ini dengan surat sakti di tanganku.

Detail Buku:

Judul         : Perempuan Cahaya
Penulis      :
Lien Auliya Rachmach
Penerbit     : PT Mizan Pustaka
ISBN         : 978-602-1637-56-2
Tebal         :
-


Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Perempuan Cahaya “, karya terbaru Lien Auliya Rachmach. Untuk mendownload novel  “  Perempuan Cahaya “ karya Lien Auliya Rachmach silahkan klik di sini.

Terima kasih telah membaca “  Perempuan Cahaya “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar