Awan bergerak perlahan-lahan
dari ufuk barat sana, dan mulai berarak-arak memayungi rombongan orang yang
sedang berjalan keluar pintu gerbang pemakaman. Seolah, hendak menunjukkan rasa
belasungkawanya, khususnya kepada gadis berparas cantik yang tampak pueat dalam
gaun hitam yang dikenakannya. Seorang perempuan gemuk yang sejak awal upacara pemakaman
berdiri di sisi gadis cantik itu, menatap ke arah langit beberapa saat lamanya,
kemudian menarik napas panjang. “Tampaknya mulai mendung lagi...,” gumamnya perlahan.
Tak seorang pun di antara rombongan, yang sedang mengayunkan langkah,
menanggapi gumamannya. Tidak juga Uci, gadis cantik bergaun hitam itu. Namun
demikian, diam-diam melalui kerimbunan rambutnya, ia mengintai ke atas langit
dengan mata yang berlapis duka itu. Seluruh pikiran dan perasaannya tertuju
kepada ibunya. Dalam batinnya ia bertanya-tanya sen-diri, apakah arwah ibunya
ada di atas awan-awan yang berarak-arak itu, dan dengan penuh kasih menatap ke
bawah, kepada anak kandung satu-satunya ini.
Baca juga
- Jangan Pilih Saya by Ahmad Sutardi
- Kerumunan Terakhir by Okky Madasari
- Kirana Cinta by Anjar Anastasia
Uci merasa puas lahir batin.
Bahkan ketika matanya terkatup untuk selama-lamanya, di bibirnya terukir kelegaan
yang nyata sesudah mendengar sendiri janji Pak Suryadi untuk melindungi Uci
seperti anak kandungnya sendiri.
Meskipun demikian, Uci tahu bahwa di dalam hatinya, ibunya masih belum
terpuaskan secara menyeluruh. Sebab, keinginannya melihat Uci menikah dengan
lelaki idamannya, belum terwujudkan. Bahkan tampaknya tak akan terwujud dalam
suatu kenyataan. Hasrat melihat Uci berada dalam lingkup kasih sayang suami
berakhir di liang kuburnya. “Ah, kasihan Ibu,” Uci terisak sedikit tanpa mampu menahannya.
Kemudian lekas-lekas ia menundukkan kepalanya, berharap tak seorang pun tahu
apa yang sedang bergejolak dalam batinnya yang terkoyak. Tetapi perempuan gemuk
yang berjalan di sisi Uci tadi mendengar isakannya. Tangannya yang montok
terulur dan menyentuh bahu gadis itu dengan gerakan lembut. “Sudahlah, Den Uci,
jangan ditangisi lagi kepergian ibumu!” katanya dengan suara membujuk. “Kasihan
beliau.
Detail Buku:
Judul :
Sepatu Emas Untukmu
Penulis : Maria A.Sardjono
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978 - 602 - 03 - 1052 - 7
Tebal : 304 hlm
ISBN : 978 - 602 - 03 - 1052 - 7
Tebal : 304 hlm
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam
novel “ Sepatu Emas Untukmu “, karya terbaru Maria A. Sardjono. Untuk mendownload novel “
Sepatu Emas Untukmu “ karya Maria A. Sardjono silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca
“ Sepatu Emas Untukmu “, untuk ebook,
buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar