Apa yang terlintas di benak kita
ketika membaca ending sebuah buku seperti di atas? imaji yang terlintas adalah
sebuah akhir yang "tidak biasa" untuk sebuah buku sejarah, tidak
datar, tidak monoton, tapi menyimpas sebuah "kekuatan pamungkas" dari
peristiwa kronologis yang luar biasa sebelumnya, sekaligus menjanjikan sebuah
"babak lanjutan" yang lebih memukau. Ada kesan kepuasan, pemenuhan
(Accomplishment), dan pencerahan dari babak yang baru saja kita lewati. Sebuah
cara mengakhiri tulisan deskriptif yang sungguh "hidup" seperti
ketika membaca buku fiksi.
Baca juga
- No Place To Hide by Glenn Greenwald
- The Kite Runner by Khaled Hosseini
- The Maze Runner by James Dashner
Membaca karya Bauer ini seperti
menonton sebuah film-film sejarah kolosal, seperti Alexander The Great atau
Julius Caesar. Pembaca tidak dibiarkan berlama-lama larut dalam kebosanan
membaca fakta-fakta sejarah seperti kejadian, tanggal, tahun dan nama pelaku.
Nama pelaku sejarah dalam buku ini tidak hanya sekadar nama untuk dihapalkan,
melainkan mempunyai kekuatan pribadi, atau dengan kata lain, menjadi sebuah
karakter penentu jalannya cerita. Kejadian pun bukan hanya diuraikan sebab
akibatnya, melainkan dipaparkan dengan hidup, dilengkapi fakta-fakta lain yang biasanya
diabaikan dalam buku sejarah lainnya, seperti peninggalan arkeologi, peta dan
alur waktu (time line).
Detail Buku:
Penulis: Susan Wise Bauer
Penerjemah: Aloysius Prasetya A.
Penerbit: Elex Media Komputindo, 2017
ISBN: 978-979-27-9043-6
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 1002 halaman
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel
“ Sejarah Dunia Kuno – Dari Cerita-Cerita Tertua
Sampai Jatuhnya Roma “, karya terbaru Susan Wise Bauer. Untuk
mendownload novel “ Sejarah Dunia Kuno – Dari Cerita-Cerita
Tertua Sampai Jatuhnya Roma “ karya Susan Wise Bauer silahkan
klik di sini.
Terima kasih telah membaca “ Sejarah Dunia Kuno – Dari Cerita-Cerita
Tertua Sampai Jatuhnya Roma “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang
lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar