Selasa, 16 Januari 2018

Ayat - Ayat Cinta by Habiburrahman El Shirazy

Ayat - Ayat Cinta

Novel ayat-ayat cinta ini mengisahkan tentang seorang mahasiswa Indonesia bernama Fahri. Ia seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di salah satu universitas bergengsi di Cairo, Mesir. Hari-hari Fahri di Mesir dihabiskan untuk kuliah dan talaqqi (belajar secara langsung pada Syaikh). Pribadinya yang rajin dan santun membawanya dicintai oleh empat perempuan sekaligus. Maria, Noura, Nurul, dan Aisha. Ayat-ayat cinta bukan sekedar kisah cinta Fahri, Aisha, Maris, Noura, dan Nurul. Ayat-ayat cinta didini juga berkisah tentang ayat-ayat cinta Allah pada makhluk-Nya yang tertuang dalam Al-Qur’an.

Novel ini memiliki nilai religi yang begitu kental, sehingga tidak hanya dapat menikmati indahnya sastra dan kisahnya saja, namun juga dapat mengambil hikmah-hikmah dari novel ini. Kata-kata yang digunakan sanagt komunikatif, sehingga dengan cepat menangkap pesan yang disampaikan oleh penulis. Penulis sepertinya tahu betul tentang Mesir terutama Cairo, sehingga pembaca seperti berada di kota Cairo.  Dalam ending novel ini, Maria seorang gadis Kristen Koptik, ia bermimpi bertemu Maryam ibunda Nabi Isa. Ia tidak diijinkan memasuki pintu Syurga sebelum ber-islam. Kemudian Maria sadar dan mengucapkan kalimat syahadat kemudian meninggal dalam keadaan islam.

Sinopsis;

Awal-awal Agustus memang puncak musim panas. Dalam kondisi sangat tidak nyaman seperti ini, aku sendiri sebenarnya sangat malas keluar. Ramalan cuaca mengumumkan: empat puluh satu derajat celcius! Apa tidak gila!? Mahasiswa Asia Tenggara yang tidak tahan panas, biasanya sudah mimisan, hidungnya mengeluarkan darah. Teman satu flat yang langganan mimisan di puncak musim panas adalah Saiful. Tiga hari ini, memasuki pukul sebelas siang sampai pukul tujuh petang, darah selalu merembes dari hidungnya. Padahal ia tidak keluar flat sama sekali. Ia hanya diam di dalam kamarnya sambil terus menyalakan kipas angin. Sesekali ia kungkum, mendinginkan badan di kamar mandi.

Baca juga


Beliau adalah murid Syaikh Mahmoud Khushari, ulama legendaris yang mendapat julukan Syaikhul Maqari’ Wal Huffadh Fi Mashr atau Guru Besarnya Para Pembaca dan Penghafal Al-Qur’an di Mesir. Ash-Shidiq yang terletak di Shubra El-Khaima, ujung utara Cairo, untuk talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Pada ulama besar ini aku belajar qiraah sab’ah    dan ushul tafsir Beliau adalah murid Syaikh Mahmoud Khushari, ulama legendaris yang mendapat julukan Syaikhul Maqari’ Wal Huffadh Fi Mashr atau Guru Besarnya Para Pembaca dan Penghafal Al-Qur’an di Mesir. 
Jadwalku mengaji pada Syaikh yang terkenal sangat disiplin itu seminggu dua kali. Setiap Ahad dan Rabu. Beliau selalu datang tepat waktu. Tak kenal kata absen. Tak kenal cuaca dan musim. Selama tidak sakit dan tidak ada uzur yang teramat penting, beliau pasti datang. Sangat tidak enak jika aku absen hanya karena alasan panasnya suhu udara. Sebab beliau tidak sembarang menerima murid untuk talaqqi qiraah sab’ah. Siapa saja yang ingin belajar qiraah sab’ah terlebih dahulu akan beliau uji hafalan Al-Qur’an tiga puluh juz dengan qiraah bebas. Boleh Imam Warasy. Boleh Imam Hafsh. Atau lainnya. Tahun ini beliau hanya menerima sepuluh orang murid. Aku termasuk sepuluh orang yang beruntung itu.

Detail Buku:

Judul         : Ayat - Ayat Cinta
Penulis      :
Habiburrahman El Shirazy 
Penerbit     : Republika
ISBN         : -
Tebal         :
315 Hal

Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Ayat - Ayat Cinta “, karya terbaru Habiburrahman El Shirazy  Untuk mendownload novel  “ Ayat - Ayat Cinta “ karya Habiburrahman El Shirazy  silahkan klik di sini.

Terima kasih telah membaca “ Ayat - Ayat Cinta “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar