Novel
ayat-ayat cinta ini mengisahkan tentang seorang mahasiswa Indonesia bernama
Fahri. Ia seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di salah satu universitas
bergengsi di Cairo, Mesir. Hari-hari
Fahri di Mesir dihabiskan untuk kuliah dan talaqqi (belajar secara langsung
pada Syaikh). Pribadinya yang rajin dan santun membawanya dicintai oleh empat
perempuan sekaligus. Maria, Noura, Nurul, dan Aisha. Ayat-ayat cinta bukan sekedar kisah cinta
Fahri, Aisha, Maris, Noura, dan Nurul. Ayat-ayat cinta didini juga berkisah
tentang ayat-ayat cinta Allah pada makhluk-Nya yang tertuang dalam Al-Qur’an.
Novel
ini memiliki nilai religi yang begitu kental, sehingga tidak hanya dapat
menikmati indahnya sastra dan kisahnya saja, namun juga dapat mengambil
hikmah-hikmah dari novel ini. Kata-kata yang digunakan sanagt komunikatif, sehingga dengan cepat menangkap pesan yang
disampaikan oleh penulis. Penulis sepertinya tahu betul
tentang Mesir terutama Cairo, sehingga
pembaca seperti berada di
kota Cairo. Dalam ending novel ini,
Maria seorang gadis Kristen Koptik, ia bermimpi bertemu Maryam ibunda Nabi Isa.
Ia tidak diijinkan memasuki pintu Syurga sebelum ber-islam. Kemudian Maria
sadar dan mengucapkan kalimat syahadat kemudian meninggal dalam keadaan islam.
Sinopsis;
Awal-awal Agustus memang
puncak musim panas. Dalam kondisi sangat tidak nyaman seperti ini, aku sendiri
sebenarnya sangat malas keluar. Ramalan cuaca mengumumkan: empat puluh satu
derajat celcius! Apa tidak gila!? Mahasiswa Asia Tenggara yang tidak
tahan panas, biasanya sudah mimisan, hidungnya mengeluarkan darah. Teman
satu flat yang langganan mimisan di puncak musim panas adalah Saiful.
Tiga hari ini, memasuki pukul sebelas siang sampai pukul tujuh petang, darah
selalu merembes dari hidungnya. Padahal ia tidak keluar flat sama sekali. Ia
hanya diam di dalam kamarnya sambil terus menyalakan kipas angin. Sesekali ia kungkum,
mendinginkan badan di kamar mandi.
Baca juga
- Takbir Cinta Zahrana by Habiburrahman El-Shirazy
- Negeri 5 Menara by Ahmad Fuadi
- Negeri Para Bedebah by Tere Liye
Beliau adalah murid Syaikh Mahmoud Khushari, ulama legendaris yang mendapat julukan Syaikhul Maqari’ Wal Huffadh Fi Mashr atau Guru Besarnya Para Pembaca dan Penghafal Al-Qur’an di Mesir. Ash-Shidiq yang terletak di Shubra El-Khaima, ujung utara Cairo, untuk talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Pada ulama besar ini aku belajar qiraah sab’ah dan ushul tafsir Beliau adalah murid Syaikh Mahmoud Khushari, ulama legendaris yang mendapat julukan Syaikhul Maqari’ Wal Huffadh Fi Mashr atau Guru Besarnya Para Pembaca dan Penghafal Al-Qur’an di Mesir.
Jadwalku mengaji pada
Syaikh yang terkenal sangat disiplin itu seminggu dua kali. Setiap Ahad dan
Rabu. Beliau selalu datang tepat waktu. Tak kenal kata absen. Tak kenal cuaca
dan musim. Selama tidak sakit dan tidak ada uzur yang teramat penting, beliau
pasti datang. Sangat tidak enak jika aku absen hanya karena alasan panasnya
suhu udara. Sebab beliau tidak sembarang menerima murid untuk talaqqi qiraah
sab’ah. Siapa saja yang ingin belajar qiraah sab’ah terlebih dahulu akan beliau
uji hafalan Al-Qur’an tiga puluh juz dengan qiraah bebas. Boleh Imam Warasy.
Boleh Imam Hafsh. Atau lainnya. Tahun ini beliau hanya menerima sepuluh orang
murid. Aku termasuk sepuluh orang yang beruntung itu.
Detail Buku:
Judul :
Ayat -
Ayat Cinta
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit :
Republika
ISBN : -
Tebal : 315 Hal
ISBN : -
Tebal : 315 Hal
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “
Ayat - Ayat Cinta “, karya terbaru Habiburrahman El Shirazy
Untuk mendownload novel “ Ayat - Ayat Cinta “ karya Habiburrahman El
Shirazy silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca “ Ayat - Ayat Cinta “,
untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar