Selasa, 09 Januari 2018

Ain Jalut by Indra Gunawan

Ain Jalut

Hulagu Khan merupakan pimpinan Mongol yang melancarkan ekspansi ke Barat abad 13. Adalah bangsa bar-bar yang berperang tidak demi kehormatan, tidak pula karena harta, apalagi wanita. Namun lebih dari itu, bangsa Mongol merupakan pemusnah peradaban. Datang untuk meluluhlantahkan suatu negeri lantas beranjak meninggalkannya.Kehancuran Baghdad sebagai kota muslim terbesar pada masanya menggegerkan negri-negri muslim lainnya. Sebagian dari mereka memilih untuk menyerah dengan memberi kekuasaan dan membayar upeti. Sebagian lagi memilih mengibarkan panji jihad melawan bangsa biadab tersebut.Sayang beribu sayang semua kota muslim tetap dibinasakan, tak terkecuali mereka yang mengaku tunduk, sebab Hulagu jelas-jelas bukan pemegang janji.

Tinggal satu negeri muslim terakhir yang harus ia hancurkan demi menikmati seluruh dunia ini, Bumi Kinanah. Bumi para nabi. Tanah Mesir, yang namanya disebut jelas dalam Al-Quran sebanyak lima kali. Berita baiknya, Mesir memutuskan untuk perang, demi tanah air dan demi diin yang harus ditegakkan ini. Di bawah pimpinan Qutuz, panglima Baibars dan prajurit lainnya bertempur dengan pasukan Mongol di bawah komando Kitbuqa Khan. Lembah Ain Jalut, Palestina menjadi saksi bisu pertumpahan darah, desau pedang, teriakkan sakaratul maut, kelojatan kuda perang, debu-debu yang berterbangan, dan segala bising peperangan lainnya yang tumpah ruah jadi satu.

Sinopsis;

Ayahmu Sultan Alauddin Muhammad Khawarizmi Syah mana mau menganggurkan puluhan ribu tentara begitu saja. Iktikad baiknya menyebarkan Islam di bumi Mongolia bukan lah kesilapan ”Rentetan kata-kata bernada kekuatan itu baginya Cuma senandung pelipur lara. Awalnya, dia tergugah igaunya dibalas orang, dan memang itu yang dia kehendaki, tapi bukan ketidak sepahaman yang dirinya mau. Alisnya mencuat, membuat kerut dahi yang begitu kentara Lelaki yang dipanggil Sultan itu tampak tak suka. Sepasang matanya tajam menyelidik seseorang di depannya.“

Baca juga



Dua kali telapak kekar nya menghantam meja. Buah-buah catur jatuh ber gelimpangan, sebagian terpental ke lantai. Amarah yang diperagakan Sultan sama sekali tak mengejutkan Emir Mamdud. Dia duduk tenang tanpa gejolak.Tatapan dan geraknya nyaris tak ada yang berubah. Hardikan Sultan tak ubahnya seperti ucapan selamat malam saja. Tak perlu dihiraukan begitu saksama. Emir Mamdud berani bersikap demikian karena ia bukanlah sembarang orang. Berbagai keistimewaan dia miliki, takhanya sebagai Panglima Tertinggi Khawarizmi yang juga tangan kanan Sultan, namun dia juga anggota keluarga kerajaan.Jihan Khatun nan jelita, Adik Sultan Jalaluddin, resmi dia persunting menjadi istri terkasih.

Detail Buku:

Judul         : Ain Jalut
Penulis      :
Indra Gunawan
Penerbit     : PT. Elex Media Komputindo
ISBN         :
978.602.02.3167.98
Tebal         :
407 Hal

Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Ain Jalut“, karya terbaru Indra Gunawan. Untuk mendownload novel  “ Ain Jalut“ karya Indra Gunawan silahkan klik di sini.

Terima kasih telah membaca “ Ain Jalut“, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar