Sejujurnya, hanya sedikit orang yang bersyukur dan puas dengan diri dan
miliknya. Orang cenderung merasa kurang dan kurang. Ya, manusia memang pandai
menuntut un tuk memiliki ”lebih”. Banyak pula yang menyalahkan pilihan mereka
dalam mengambil keputusan pada masa lalu yang berdampak buruk pada masa depan,
yang mereka jalani saat ini. Khayalan mustahil terhadap keberadaan mesin waktu untuk
memutar ulang kehidupan hinggap di pikiran se jum lah orang. Alangkah
bahagianya jika diberi kesem patan mengulang masa lalu dan mengubah jalan
takdir hidup demi mewujudkan kehidupan
yang lebih indah, me lebihi kenyataan yang dihadapi saat ini. Jumat, 5 Juni
2015 Shella melirik jam dinding di depannya. Jarum jam menunjukkan pukul empat
lebih sepuluh menit. Bank Perwira sepi, bahkan pintu masuk utamanya sudah
ditutup. Beberapa teller dan staf berkemas pulang. Shella merapikan meja
kerjanya dan bersiap pulang. Setelah berpamitan dengan beberapa rekan, Shella melangkah menuju pintu
belakang sambil mengenakan jaket hijau. Dia berjalan ke area parkir untuk
mengambil motor matic biru. Beres mengenakan helm dan menghidupkan mesin motor,
Shella melaju perlahan, meninggalkan kantornya. Setelah lima belas menit
mengendarai motor, sampailah Shella di depan rumah berukuran sedang dengan
pagar kuning emas.
Baca juga
- Assassin's Creed: Unity by Oliver Bowden
- East of Eden by John Steinbeck
- Flyte by Angie Sage, Mark Zug
Dari rumah itu keluar pria setengah baya membukakan pintu pagar untuknya. Pak Anwar, papa Shella. ”Taruh saja motormu di luar,” kata Papa sambil menutup kembali pagar. ”Memang Papa mau ke mana?” tanya Shella turun dari motor. ”Jemput mamamu.” ”Mama sudah mau pulang?” ”Iya, tadi Mama telepon, katanya nggak enak badan. Minta dijemput sekarang.” ”Hah? Sakit? Cepat dijemput deh, Pa.” Shella melepas helm dan berjalan melintasi halaman. Papa menjemput
mama Shella dengan mengendarai motor putrinya. Di halaman sebenarnya ada motor
lain, berwarna hitam, yang biasa dipakai Papa. Jelas lebih efisien Papa
mengguMemutar nakan motor Shella
daripada repot-repot mengeluarkan motor tersebut untuk menjemput Mama. Mama
Shella yang pandai memasak, menjalankan bisnis kuliner kecil-kecilan. Mereka
mengontrak rumah kecil di pinggir jalan besar dan menjadikannya warung makan
kecil. Warung Sahabat yang terletak di dekat kampus dan SMP swasta kecil
menjual berbagai jenis masakan dan minuman dengan harga terjangkau. Penghasilan
warung tidak terlalu besar, namun cukup untuk menutup biaya kebutuhan seharihari
keluarga kecil mereka delapan tahun belakangan ini.
Detail Buku:
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978 - 602 - 03 - 1533 - 1
Tebal : 200 hlm
ISBN : 978 - 602 - 03 - 1533 - 1
Tebal : 200 hlm
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam
novel “ Memutar Ulang Waktu “, karya terbaru Gabriella Chandra. Untuk mendownload novel “
Memutar Ulang Waktu “ karya Gabriella Chandra silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca
“ Memutar Ulang Waktu “, untuk ebook,
buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar