Senin, 13 Agustus 2018

Merpati Tak Pernah Ingkar Janji by Mira W.

Merpati Tak Pernah Ingkar Janji Karya Mira W.

”ROMO boleh memercayakan Maria pada kami,” kata Suster Cecilia tegas. ”Pada tahun sembilan puluhan ini, sekolah kami termasuk satu di antara sedikit SMA putri yang tidak memiliki siswa putra. Guru dan pegawai tata usahanya pun wanita semua.” ”Saya percaya ini sekolah yang baik,” sahut Pak Handoyo puas. ”Saya dengar sepuluh tahun di bawah pimpinan Suster Cecilia, tidak pernah ada skandal di sekolah ini. Tapi tolong, Suster, jangan panggil saya Romo. Saya sudah bukan seorang pastor lagi.” ”Maaf,” tidak ada nada mengejek dalam senyum Suster Cecilia. Senyumnya begitu tulus. ”Dalam pakaian apa pun, Pak Handoyo tidak berubah. Apalagi jenggot itu masih melekat di sana. Saya seperti melihat Pak Handoyo mengenakan jubah putih, mengajar kami para calon biarawati dua puluh tahun yang lalu.” Pak Handoyo menghela napas panjang. Sekilas Suster Cecilia melihat wajahnya mengerut sedih. ”Saya tidak ingin sejarah hitam hidup saya menimpa Maria juga,” katanya perlahan. ”Selama ini saya didik Maria di rumah. Homeschooling. Suster lihat sendiri, nilainilainya tidak mengecewakan.” ”Nilainya memang gemilang. Maria pasti murid yang rajin dan pandai.” ”Sebenarnya Ende lebih cocok untuk Maria. Tapi aya ingin dia menjadi biarawati setelah lulus SMA. Saya ingin dia bisa menggantikan ibunya, menyerahkan dirinya untuk Tuhan di biara ini.” ”Keinginan yang luhur sekali,” gumam Suster Cecilia sambil mengerutkan dahi. ”Tapi apa Bapak tidak lupa menanyakan kehendak Maria sendiri?” ”Begitu dia lahir, saya telah menyerahkannya kepada Tuhan,” sahut Pak Handoyo tegas. ”Barangkali dengan demikian, saya dapat mohon ampun pada Kristus karena telah mencuri mempelaiNya.” Suster Cecilia tertegun. Tatapannya beralih kepada gadis remaja yang sedang duduk di samping Pak Handoyo dengan kepala tertunduk dalam. Sejak tadi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Jangankan bicara, mengangkat mukanya saja tidak pernah. Penampilannya teramat sederhana.

Baca juga



Wajahnya tidak jelek. Tapi menampilkan kesan duka. Tertekan. Depresi. Matanya yang redup dan selalu bersorot resah, dibingkai kacamata yang minta ampun kunonya. Sama purbanya dengan sepatu kets putih yang dipakainya. Sementara rambutnya yang panjang sampai ke pinggang, dijalin dua begitu saja. Sikapnya rikuh. Serbasalah. Seolah-olah dia takut menggaruk hidungnya saja sudah melanggar hukum. Dia melangkah seperti dayang di belakang ayahnya. Langkahnya tertatih-tatih. Kepalanya tertunduk seperti mencari kutu di lantai. Dan semua gerakannya serba gugup. Lebih-lebih ketika Suster Cecilia membawanya ke kelas. Memperkenalkannya kepada teman-temannya. Mereka semua melotot seperti melihat hantu. ”Gile!” cetus Nurul heran. Tentu saja dengan berbisik kepada teman sebangkunya. ”Monster dari planet mana tuh?” ”Suster harap kalian bisa menjadi teman yang baik untuk Maria. Ingat, dia berbeda. Dia calon biarawati.” ”Hah?” hampir separuh isi kelas mendengus kaget. ”Pantesan tampangnya antik!” bisik Tina. Suster Cecilia menepuk bahu Maria dengan lembut. ”Duduklah, Maria. Itu ada bangku kosong di sebelah Endang.” Maria menoleh sekilas dengan ragu-ragu ke arah ayahnya. Ketika ayahnya mengangguk dengan mantap, dia baru berjalan terseok-seok menuju bangku yang ditunjukkan Suster Cecilia.

Detail Buku:

Judul         : Merpati Tak PernahIngkar Janji
Penulis      :
Mira W.
Penerbit     : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN         : 978 – 979 – 22 – 5196 – 8
Tebal         :
192 hlm

Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Merpati Tak Pernah Ingkar Janji “, karya terbaru Mira W.. Untuk mendownload novel  “  Merpati Tak Pernah Ingkar Janji “ karya Mira W. silahkan klik di sini.

Terima kasih telah membaca “  Merpati Tak Pernah Ingkar Janji “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar