Suasana malam itu
begitu mengerikan. Aku mendapati diriku berada di tengah-tengah komidi putar. Kedua
tanganku terikat, demikian juga kakiku. Lantai komidi putar berputar perlahan,
sementara lagu It’s a Small World After All berkumandang dari speaker yang sudah
mulai pecah. Sebagian besar lampu komidi putar sudah tidak menyala lagi,
membuat suasana terlihat temaram. Terdengar suara tawa yang tiada henti dari
patung badut bermuka rusak, menambah keangkeran malam itu. Di depanku, aku
menghadapi Daniel yang mengacungkan pisau ke arahku. Wajah cowok itu sama
sekali tidak menampakkan ekspresi. Matanya yang sipit dan biasanya dipenuhi
tawa kini menatapku dengan tajam. Bibirnya yang biasanya menyunggingkan senyum
kini terkatup rapat. Sementara itu, gerak tubuhnya jelas-jelas dipenuhi rasa
tegang. Otot-otot bahunya
tampak jelas, demikian juga urat di pelipis kirinya. Seluruh tubuhnya dipenuhi
keringat yang membuatnya tampak begitu keren sekaligus menakutkan. Satu hal
yang aku tahu pasti: apa pun yang nantinya akan dilakukan Daniel padaku, aku
tidak akan pernah bisa membencinya. Suara iblis mengalun di antara kami.
Lembut, namun licik dan penuh tipu muslihat. ”Sudah waktunya menyingkirkan dia,
Daniel. Garagara dia, kita semua menderita di bawah kediktatoran The Judges.
Dia harus dilenyapkan.
Baca juga
Kalau tidak, kamu yang paling rugi. Seandainya dia mati, kamu yang akan mengambil kedudukannya. Kamu akan menjadi orang paling berkuasa di seluruh sekolah. Kamu akan mengalahkan orang yang selama ini selalu berada di atasmu, Erika Guruh. Kamu tidak perlu diperbudak lagi oleh The Judges, dan kamu takkan dicap pengkhianat lagi oleh temantemanmu. Bukan itu saja.
Kalau dia mati, kamu juga bisa bersama cewek yang sudah lama kamu inginkan.
Cewek yang selama ini menghindarimu karena pertemanan antara dia dan Rima.
Bunuh dia, Daniel, dan Valeria Guntur akan jadi milikmu….” Aku bisa merasakan
keputusan yang mendadak dibuat dalam hati Daniel. Pupil matanya mengecil saat
dia mengangkat pisau. Hatiku mencelus saat mendengar dia berbisik perlahan, ”Maaf,
Rima.” Aku memejamkan mata. Dan hal terakhir
yang kulihat sebelum menutup mata adalah Daniel yang menerjang ke arahku. ”PERHATIAN untuk para pengurus OSIS, harap segera mengikuti
rapat di ruang OSIS. Sekali lagi, perhatian untuk para pengurus OSIS, harap
segera mengikuti rapat di ruang OSIS.
Detail Buku:
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978 - 602 - 03 - 0189 - 1
Tebal : 400 hlm
ISBN : 978 - 602 - 03 - 0189 - 1
Tebal : 400 hlm
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Malam Karnaval
Berdarah “, karya terbaru Lexie Xu. Untuk mendownload novel “
Malam Karnaval Berdarah “ karya Lexie Xu silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca “ Malam
Karnaval Berdarah “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya,
silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar