Presiden Sukarno, sang
Ploklamator, mungkin sangat mencintai kekuasaan, tetapi bukanlah kekuasaan yang
bisa meremukkan keutuhan Negara dan persatuan bangsa. Di saat kemungkinan itu
dirasanya mengancam, ia pun menahan kepedihan betapa sistem politik dengan
ideologi serba revolusioner yang dipeliharanya jatuh berantakan. Berbagai corak
kontradiksi fundamental yang diperkenalkannya telah mengundang berbagai corak
krisis yang menghantui kehidupan bangsa dan Negara. Ketika semuanya harus
berakhir, Demokrasi Terpimpin yang didirikan dan dipimpinnya pun diejek sebagai
“Orde Lama”. Penggantinya telah menampilkan diri sebagai “Orde Baru”.
Baca juga
- Kekasihku by JokoPinurbo
- Kota di Djawa Tempoe Doeloe by Olivier Johannes Raap
- Krisis Kebebasan by Albert Camus
Maka sejara kehidupan bangsa
dan kenegaraan pun memasuki zaman baru – zaman yang telah ditempa oleh berbagai
corak krisis dan konflik, serta dibayangi oleh dendam yang tak mudah
terlupakan. Dilandasi hasrat kembali ke idealisme bangsa dan landasan
kenegaraan yang otentik, Orde Baru pun memulai karirnya dengan menampilkan diri
sebagai representasi Pancasila dan UUD 1945 yang murni. Zaman yang diwarnai
kehidupan serba revolusioner diakhiri, dan periode “pembangunan nasional” dan
kesetiaan pada keharusan sistem demokrasi
Detail Buku:
Penerbit: Pustaka Obor, 2013
ISBN: 978-979-461-864-6
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 506 halaman
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Malam Bencana 1965
Dalam Belitan Krisis Nasional bagian 3 Berakhir dan Bermula “, karya terbaru Taufik
Abdullah. Untuk mendownload novel “ Malam
Bencana 1965 Dalam Belitan Krisis Nasional bagian 3 Berakhir dan Bermula “ karya Taufik
Abdullah silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca “ Malam
Bencana 1965 Dalam Belitan Krisis Nasional bagian 3 Berakhir dan Bermula “, untuk ebook, buku, novel
dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Upload bagian 1 min
BalasHapusok kak, ditunggu kak
Hapus