Bermula dari kisah seorang mahasiswa cerdas dan
pekerja keras yang merantau ke negeri Para Nabi untuk menimba ilmu di
Universitas legendaris Mesir, Al Azhar.
Khairul Azzam, dia sosok
mahasiswa berprestasi yang meraih peringkat terbaik di awal kuliahnya. Namun kematian sang Ayah membuat Azzam
mengubah orientasi hidupnya. Dia memilih
untuk berjibaku dengan menggeluti usaha tempe, demi menghidupi Ibunda dan
ketiga adiknya di tanah air, Indonesia.
Lalu, kisah bergulir pada sosok bidadari yang rendah
hati dan bersahaja, Anna Althafunnisa.
Gadis cerdas itu lebih muda dari Azzam, dan sedang menyelesaikan tesis
S2 di Al Azhar. Putri pemilik Pesantren
Daarul Qur’an tersebut begitu memukau dengan kesholihan, keanggunan, dan
kecemerlangan pikirannya. Tak terhitung
pemuda yang jatuh hati dan ingin meminangnya.
Tapi dia justru terkesan pada seorang pemuda yang telah menolongnya
ketika tertimpa musibah Pemuda itu tak lain adalah Azzam, yang saat itu
memperkenalkan dirinya sebagai Abdullah.
Kisah berlanjut pada seorang Furqan Andi Hasan. Teman Azzam yang telah menempuh S2 itu begitu
sempurna, lulusan terbaik Al Azhar yang tampan dan kaya raya. Pujaan hati para gadis, mulai dari mahasiswi
hingga artis sekaligus putri Dubes KBRI.
Namun Furqan harus menghadapi cobaan terberat ketika dirinya divonis
positif HIV, justru ketika akhirnya dia berhasil mempersunting bidadari Daarul
Qur’an, Anna Althafunnisa.
Kegigihan, kerja keras, semangat, dan sikap pantang
menyerah Azzam kelak mengantarnya menjadi seorang entrepreneur muda yang
sukses. Mungkin dia tak bisa meluluskan
mimpinya menimba ilmu hingga S3 di negeri Seribu Menara tersebut, namun
berbagai ujian kehidupan telah dilaluinya dengan gemilang. Sosok Azzam telah membuktikan bahwa prestasi
seseorang tak selalu diukur dari sisi akademis.
Di saat para freshgraduate berebut mencari pekerjaan, Azzam justru telah
menciptakan lapangan pekerjaan untuk mereka.
Padahal untuk menyelesaikan S1 saja, dia membutuhkan waktu 9 tahun. Sembilan tahun yang telah dia korbankan demi
orang-orang yang dicintainya. Tak
sia-sia, betapa cinta dan pengorbanan tulusnya mampu melecut adik-adiknya menuju
keberhasilan, salah seorang diantaranya bahkan menjadi penulis muda berbakat
yang mendapat penghargaan dari Mendiknas.
Sinopsis;
Di matanya, Kota
Alexandria sore itu tampak begitu memesona. Cahaya mataharinya yang kuning
keemasan seolah menyepuh atap-atap rumah, gedung-gedung, menara-menara, dan
kendaraan-kendaraan yang lalu lalang di jalan. Semburat cahaya kuning yang
terpantul dari riak gelombang di pantai menciptakan aura ketenangan dan
kedamaian. Di atas pasir pantai yang putih, anak-anak masih asyik bermain
kejar-kejaran. Ada juga yang bermain rumah-rumah-an dari pasir. Di tangan
anak-anak itu pasir pasir putih tampak seumpama butir-butir emas yang lembut
berkilauan diterpa sinar matahari senja.
Baca juga
Di beberapa tempat,
di sepanjang pantai, sepasang muda - mudi tampak
bercengkerama mesra. Di antara mereka masih ada yang membawa buku-buku tebal di
tangan. Menandakan mereka baru saja dari kampus dan belum sempat pulang ke
ru-mah. Suasana senja di pantai rupanya lebih menarik bagi me-reka daripada
suasana senja di rumah. Bercengkerama dengan pujaan hati rupanya lebih mereka
pilih daripada berceng-kerama dengan keluarga; ayah, ibu, adik dan kakak di
rumah.
Detail Buku:
Judul : Ketika Cinta Bertasbih
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
ISBN : 978-979-3210-84-1
Tebal : -
ISBN : 978-979-3210-84-1
Tebal : -
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “
Ketika Cinta Bertasbih “, karya terbaru Habiburrahman El Shirazy
Untuk mendownload novel “ Ketika Cinta Bertasbih “ karya Habiburrahman El
Shirazy silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca “ Ketika Cinta Bertasbih “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungidi sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar