Senin, 16 Juli 2018

Cinta Kala Perang by Masriadi Sambo

Cinta Kala Perang

Sinopsis :

Kicau burung membangunkanku. Suaranya agak berisik. Membuatku terjaga. Sinar matahari pagi menerobos masuk lewat celah-celah papan. Sinar itu seperti pisau tipis menusuk dinding kamar. Cahayanya membuat mata silau. Kugerakkan tubuh yang terasa penat. Kupandang dinding putih, penuh jaring laba-laba. Kamar ini terasa begitu sempit. Seakan tubuhku sangat lebar. Layaknya tubuh wanita tambun. Ah tidak. Ini hanya perasaanku saja. Tubuhku masih ramping dengan berat 47 kilogram. Duh Tuhan, apa yang terjadi padaku? Dinding rumah memperlihatkan wajahnya. Semalam juga, bayangnya kembali menyapa. Menemaniku dalam mimpi. Di manakah dia? Atau dia telah pergi untuk selamanya? Ah.... Tidak! Aku tidak boleh berpikiran yang aneh-aneh. Memikirkan hal buruk bagian dari dosa. Kata Emak, berpikirlah positif agar tubuh sehat dan jauh dari segala penyakit. Aku berharap, semua bisa mengalir. Hidup harus mengalir.

Baca juga


Seperti air Sungai Alas yang mengalir jernih. Meliuk di kaki gunung. Melewati hutan perawan. Memberikan sumber air untuk kehidupan. Aku membuang penat, bergegas menuju teras. Kutatap sungai terpanjang di provinsi ini. Mengalir pelan persis di depan rumah. Sesekali kicau burung Nuri menimpali. Beterbangan rendah hampir menyentuh air, lalu terbang kencang mendongak ke angkasa. Burung itu bermain bebas, bersama enam burung lainnya. Sesekali terbang mengikuti aliran sungai ke hilir. Lalu berputar lagi kembali ke depan rumahku.  Seakan memamerkan segudang kebahagiaan. Mengejekku yang murung di sudut teras rumah.
Pagi ini, satu hal yang kuharap. Bayangmu terlihat di aliran sungai itu. Melempar senyum pagi hari. Memberikan semangat hari ini. Ah, seharusnya aku tak membayangkan wajah itu. Dia belum jadi mahramku, belum halal untukku. Duh Allah, mengapa pikiran ini begitu kalut? Kutarik napas dalam-dalam. Agar dada terasa lebih lega. Agar rindu itu tak menganggu. Menjadi beban di dada. Menjadi duka menganga. Matahari mulai beranjak, menggugurkan embun dari pucuk daun-daun. Sudah berjam-jam kupandangi air sungai ini. Tak ada senyummu di sana.

Detail Buku:

Judul         : Cinta Kala Perang
Penulis      : Masriadi Sambo
Penerbit     : PT Elex Media Komputindo,
ISBN         : 978
-602-02-3185-3
Tebal         : -

Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Cinta Kala Perang “, karya terbaru Masriadi Sambo. Untuk mendownload novel  “ Cinta Kala Perang “ karya Masriadi Sambo silahkan klik di sini.

Terima kasih telah membaca “ Cinta Kala Perang “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar