Mereka semua
mengenakan pakaian serbahitam, menyatu dalam
kegelapan ruangan tempat mereka mengadakan upacara. Lilin-lilin hitam menyala
di sekeliling mereka, memberikan penerangan sekaligus aura gelap di ruangan
itu, sementara bau dupa yang mistis melayanglayang di udara. Hakim Tertinggi
keluar dari barisan, dan naik kepanggung di depan mereka semua, tempat
diletakkan sebuah altar tua yang telah diwariskan selama dua belas generasi
berturut-turut. ”Kita,” teriaknya lantang seraya menghadap para anggota dan
mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, ”adalah para pemimpin yang dipilih
oleh para pendahulu kita, untuk menjaga kedamaian dan menegakkan keadilan di
sekolah kita yang tercinta ini.” Semua anggota menyetujui sambil ikut
mengangkat tangan mereka dengan penuh semangat. ”Kita adalah
murid-murid istimewa!” teriak Hakim Tertinggi lagi. ”Kita diberi hak khusus
melakukan apa saja untuk melenyapkan murid yang mengganggu ketenangan sekolah
kita, dengan segala cara!” Sekali lagi para anggota menyetujui sambil
menonjoknonjok udara dengan ganas. ”Sebab kita adalah The Judges, para hakim
Sekolah Harapan Nusantara! Aut vincere aut mori! Menguasai atau mati!” Kalimat
aut vincere aut mori memenuhi udara dengan dengungan kelam dan menyeramkan.
Setiap kata seolaholah merasuki hati setiap anggota, memenuhi mereka dengan
keangkuhan dan kekejaman. Tanpa membalikkan badan, sang Hakim Tertinggi mengibaskan
tangannya.
Baca juga
- Di Bawah Menara Fatimiah by Dany Novery
- Everything I Do by Anjar Anastasia
- Falling Star by Christina Tirta
Tirai di belakang
altar terbuka, menampakkan sepuluh foto yang diambil secara diamdiam. Dengungan
itu pun langsung berhenti seketika. ”Kalian semua sudah tahu target-target
kita. Semuanya nak-anak terbaik SMA Harapan Nusantara. Jadi kita tidak boleh
ceroboh dalam menangani mereka. Gunakan otak kalian dan kerahkan kemampuan
terbaik kalian untuk menghadapi mereka. Tetapi, ada anak-anak tertentu yang harus kalian perhatikan secara khusus.” Mendadak
saja dari balik lengan jubah, si Hakim Tertinggi mengeluarkan sebilah pisau.
Dalam sekejap, dia berbalik dan melemparkan pisau itu ke antara foto-foto yang
terpampang, tepat mengenai foto seorang cewek berambut pendek jabrik, lalu
kembali menghadap para anggota yang menatapnya dengan takzim. ”Erika Guruh. Murid
genius sekolah kita saat ini dan mungkin murid paling genius yang pernah
dimiliki sekolah kita.
Detail Buku:
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978 - 979 - 22 - 9822 - 2
Tebal : 312 hlm
ISBN : 978 - 979 - 22 - 9822 - 2
Tebal : 312 hlm
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Misteri Organisasi
Rahasia The Judges “, karya terbaru Lexie Xu. Untuk mendownload novel “ Misteri Organisasi Rahasia The Judges “ karya
Lexie
Xu silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca “ Misteri
Organisasi Rahasia The Judges “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik
yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar