Senin, 09 Juli 2018

Novel Menembus Janji Matahari By : Nelly Martin

Novel Menembus Janji Matahari full

Sinopsis;
Untuk semua orang yang berasal dari negara tropis, bisa berada di negara empat musim merupakan satu pengalaman hidup yang akan selalu memberikan kejutan di setiap musimnya. Bisa merasakan pesona winter yang meskipun rasa dingin menusuk tulang akibat udara yang mencapai minus, sebanding dengan keindahan saat melihat butiran salju pertama nan putih dan bersih. Satu pengalaman hidup yang tidak akan mudah untuk dilupakan. Musim semi pun datang dengan menawarkan pesonanya sendiri, ia datang membawa puluhan bunga warna-warni indah penyejuk mata. Keindahan tiada tara, penyejuk mata, sebelum keindahan musim ini dijemput oleh musim panas. Satu musim yang dimulai di bulan Juni, yang membuat hari menjadi lebih panjang. Musim yang mampu membuat takjub mata tropis saat menyaksikan matahari masih saja enggan meninggalkan langit, meskipun hari sudah pukul 10 malam. Musim yang akan berakhir di bulan September, saat hari lambat laun berlalu lebih cepat. Matahari terbenam lebih cepat dari hari biasa. 
Daun-daun maple kemerahan berguguran. Satu musim yang memanjakan mata dengan pesona kuning dan merah pepohonan. Musim gugur. Untuk aku, Kelly, seorang gadis sederhana, bisa merasakan empat keajaiban di masing-masing musim adalah buah dari segala usaha yang telah kulakukan. Perjuangan yang akhirnya mengantarkan langkahku ke benua jauh. Perjuangan yang bukan hasil keputusan dan usaha satu atau dua malam saja. Ini adalah perjuangan panjang sejak sebelum lulus kuliah S-1, hingga menemukan muaranya. Aku diterima di sebuah universitas di negara bagian Ohio, Amerika Serikat adalah rangkaian kerja keras, perjuangan, doa Ibu, restu Bapak, dan dukungan semua yang ada di sekelilingku. Masih kuingat jelas malam-malam terjaga, demi menyiapkan statement of purpose, sebuah essay akademis, mempersiapkan nilai TOEFL dan GRE, mengunjungi kantor AMINEF, British Council dengan bus kota hampir tiap hari setelah pulang kuliah. Semua kulakukan guna mencari informasi tentang beasiswa dan informasi sekolah di Amerika Serikat dan Inggris. Perasaan kecewa dan sedih yang menyesakkan dada pun masih kuingat sampai sekarang, saat mendapatkan surat penolakan dari Beasiswa Chevening, ADS, dan juga Fulbright. Tetapi, semua itu tidak juga membuatku mundur. Tiap kali mendapatkan surat penolakan, tiap kali pula mantra kuucapkan: “Perjuangan masih panjang. Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan panjang, kerja keras, dan tetesan air mata. Maka, tiap penolakan sama artinya dengan berusaha lagi, mencoba lagi, dengan lebih keras dan lebih giat.” 
Aku juga masih ingat benar, bagaimana aku harus beberapa kali berganti bus kota yang penuh sesak, demi mendatangi kantor AMINEF yang saat itu masih berlokasi di daerah Senen. Atau British Council di Sudirman, dari Depok tempat tinggalku, atau dari Rawamangun tempat kos. Bus kota Jakarta yang penuh, sesak, dan panas tidak pernah sedikit pun menggoyahkan niatku. Beberapa kali merasa frustrasi, tetapi beberapa kali aku tahu, bahwa aku harus bangkit untuk bersemangat lagi. Kita jatuh hanya untuk berlari lebih cepat dan melompat lebih tinggi, itu nasihat Bapak yang kuingat hingga kini. Seperti per yang jika ditekan, ia akan melontar lebih keras dan lebih tinggi. Aku juga tak pernah gentar menghadapi rintik, atau hujan yang turun deras demi mencari informasi beasiswa. Bahkan panas Kota Jakarta yang terik dan membakar kulit pun tidak pernah menjadi alasanku untuk berhenti mendatangi pameran-pameran beasiswa.

Detail Buku:
Judul         : 1826
Penulis      : Nelly Martin
Penerbit     : Puspa Populer
ISBN         : 978-602-2140-02-3
Tebal         : 264 hlm
Download      : Google Drive


Tidak ada komentar:

Posting Komentar