Akhirku adalah permulaanku Aku sering mendengar kutipan itu.
Kedengarannya bagus tapi apa sebenarnya artinya? Apakah memang ada tempat
tertentu di mana orang bisa menunjuk dan berkata, ”Semuanya bermula pada hari
itu, pada jam sekian, di tempat tertentu dengan kejadian tertentu?” Mungkinkah
ceritaku dimulai ketika aku melihat papan yang tergantung di dinding George and
Dragon, yang mengumumkan pelelangan properti mahal The Towers, lengkap dengan
penjelasan tentang luas tanah, panjang dan lebarnya, serta foto megah The
Towers yang kelihatannya diambil semasa jayajayanya properti itu, sekitar
delapan puluh atau seratus tahun yang lalu? Waktu itu aku cuma sedang
berjalan-jalan santai di sepanjang jalan utama Kingston Bishop, sebuah pat yang
tidak ada arti pentingnya sama sekali. Aku sekadar menghabiskan waktu saja. Aku
memperhatikan papan pengumuman lelang itu. Mengapa? Takdir yang memberikan
pertanda buruk? Atau justru memberikan pertanda keuntungan besar? Terserah Anda
pilih yang mana.
Baca juga
- Gajah Mada: Hamukti Moksa by Langit Kresna Hariadi
- Gajah Mada: Sanga Turangga Paksowani by Langit KresnaHariadi
- Ilmuwan Harus Jujur by Drs. Hiskia Achmad
Semuanya angan-angan belaka, mimpi di siang bolong, tapi menimbulkan
kerinduan di hatiku kerinduan akan sesuatu yang rasanya takkan bisa kumiliki Atau kalau ini sebuah kisah cinta dan memang ini tidak dimulai dengan saat aku
pertama kali melihat Ellie yang sedang berdiri di antara pepohonan cemara tinggi
di Gipsy’s Acre? Gipsy’s Acre. Ya, mungkin lebih baik aku memulainya dari sana,
pada saat aku beralih dari papan pengumuman lelang itu dengan agak menggigil,
karena segumpal awan hitam telah menutupi Endless Night. Isengiseng aku
bertanya pada seorang penduduk setempat, yang saat itu sedang sibuk memotong
pagar tanamannya dengan serampangan. ”Bagaimana rupa rumah ini, The Towers?” Masih
kuingat jelas wajah aneh pak tua itu, sementara ia melirik ke arahku dan
berkata, ”Bukan itu namanya di sini. Nama apa itu?” Ia mendengus tak setuju.
”Sudah bertahun-tahun tidak ada orang tinggal di sana dan menyebutnya The Towers.”
Ia mendengus lagi. Aku bertanya padanya, apa namanya sekarang, dan sekali lagi
matanya beralih dari diriku di wajah tuanya yang penuh keriput. Ia berbicara
tanpa menatapku langsung, cara khas orang pedesaan.
Detail Buku:
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978 - 979 - 22 - 8262 - 7
Tebal : 304 hlm
ISBN : 978 - 979 - 22 - 8262 - 7
Tebal : 304 hlm
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam novel “ Endless Night “,
karya terbaru Agatha Christie. Untuk mendownload novel “
Endless Night “ karya Agatha Christie silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca “
Endless Night “, untuk ebook, buku, novel dan karya menarik yang
lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar