“It’s so easy, to think about love, to talk about love,
To wish for love,
But it’s not always easy, to recognize love,
Even when we hold it in our hands.
-Jaka
Tut. Sambungan telepon terputus. Suara anak kecil yang menggemaskan kini
sudah tidak terdengar lagi dari ujung sana. Meninggalkan sedikit rasa kecewa
bagi seorang perempuan bernama Han Mi Soo. Anak-anak dari panti asuhan lagi?”
Mi Soo menatap wajah sahabatnya, Hye Sun, yang sedang duduk manis di
hadapannya. Di antara mereka terdapat meja kecil dengan dua piring berisi cake
serta dua cangkir latte yang diletakkan di atasnya. Uap panas pun masih
mengepul dari dalam cangkir. Aroma kopi yang kuat bercampur dengan susu membuat
Han Mi Soo tidak dapat menahan keinginannya untuk segera menyesap sedikit dan mencicipi
rasa latte miliknya. “Ya. Akhir-akhir ini aku sudah jarang sekali mengunjungi mereka,”
jawab Mi Soo setelah meletakkan kembali cangkir miliknya ke atas meja. Ia harus
mengakui bahwa kopi yang baru saja ia minum kini masuk ke dalam daftar
favoritnya yang akan ia ukir secara permanen di dalam memori. “Aigoo, ternyata ramalan itu benar!” seru Hye Sun. “Ramalan tentang apa?”
“Bahwa perempuan bergolongan darah AB memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi.”
Hye Sun mengangkat majalah yang sebelumnya tergeletak di atas pangkuannya ke
atas meja dan menunjukkan sebuah halaman dengan headline ‘Dirimu dan golongan Darahmu’. “Shin Hye Sun! Berhenti
membaca majalah yang sudah mencuci otakmu itu!
Baca juga
- Collapse - Runtuhnya Peradaban-peradaban Dunia by Jared Diamond
- Eclipse by Stephenie Meyer
- Finding Cinderella by Colleen Hoover
Perempuan bergolongan darah AB ternyata memang tidak segan mengomentari
sesuatu. Bahkan tidak peduli apakah komentarnya terdengar menyakitkan atau
tidak. Ayolah Han Mi Soo! Kembalikan majalahku! Aku baru saja membelinya tadi!
Kau kira majalah itu murah?” “Aku melakukan ini untuk kebaikanmu!” Mi Soo
akhirnya mengambil kembali majalah milik Hye Sun dengan berat hati karena tidak
tega melihat wajah perempuan itu yang terlihat meminta belas kasihan lalu
meletakkannya tanpa perasaan di atas meja. “Ya, aku tahu. Kau memang sahabat
yang baik hati Han Mi Soo, tapi kau harus mengerti bahwa aku bukan seorang yang
sangat berdedikasi pada dunia memasak sepertimu. Aku juga memiliki ketertarikan
lain seperti, ya laki-laki.” “Laki-laki itu merepotkan!” Mi Soo bergidik. Ia
tampak tidak menyukai perbincangan apa pun tentang cinta walaupun ia tidak menyangkal
bahwa ia pernah merasakan hal itu. “Baiklah. Mari kita melupakan masalah ini
dan kembali ke topik awal. Kalau aku boleh jujur padamu, aku ingin tahu apa saja
yang kau lakukan dengan anak-anak di panti asuhan jika berkunjung ke sana?”
tanya Hye Sun.
Detail Buku:
Judul : Reality
Penulis : Byanca Sastra
Penerbit : PT Grasindo,
ISBN : 978-602-251-922-5
Tebal :
-
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam
novel “ Reality “, karya terbaru Byanca
Sastra. Untuk mendownload novel “
Reality “ karya Byanca
Sastra silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca
“ Reality “, untuk ebook, buku, novel
dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar