“Katakan apa
maumu sebenarnya?” Kali ini ia lebih berani meninggikan suara. Bagaimanapun yang
berada di hadapannya sekarang adalah seorang lelaki bukan perempuan seperti
yang datang dua hari sebelumnya. Lagi pula, kejadian dua hari yang lalu membuat
ia memiliki pengalaman. Tangan kirinya sekarang memegangi daun pintu.Aku hanya
ingin tahu, apakah benar bungabunga yang Ibu karang menyimpan guna-guna?” “Apakah
teman perempuanmu kemarin belum memberitahumu? Atau penjelasannya kurang
meyakinkan di telingamu, sehingga kamu harus datang ke sini untuk menanyakannya
kembali?” “Teman perempuan? Siapa? Siapa namanya?” Lelaki itu terperanjat. Ia
tak menyangka perempuan berbibir tebal dan bertubuh gempal yang sedang
ditatapnya mengeluarkan kalimat tersebut. Tidak terlintas sama sekali di
pikirannya kalau ada orang lain yang berkepentingan sama dengannya. “Jadi kau
tak tahu? Atau pura-pura tidak tahu? Siapa pun namanya, apa urusanku?” Nada
suaranya meninggi. “Aku tidak punya urusan dengan orangorang tidak sopan
seperti kalian!” Matanya melotot. Ia mengerahkan seluruh keberanian.
Baca juga
- Assassin's Creed: Black Flag by Oliver Bowden
- Braking Dawn by Stephenie Meyer
- City of Lost Souls by Cassandra Clare
Ia tidak ingin harga dirinya diinjak-injak seperti dua hari yang lalu. Ia
pikir perempuan yang datang dua hari yang lalu itulah yang mengutus lelaki di
hadapannya. “Aku benar-benar
tidak mengerti. Siapa orang lain yang datang ke sini sebelum aku?” “Aku lebih
tidak mengerti mengapa kalian repot-repot ke rumahku hanya untuk menuduhkan fitnah
murahan kepadaku,” perempuan itu menutup pintu. “Jangan, jangan ditutup dulu.”
Sang tamu menahan pintu dengan tangannya. “Pergilah!” “Aku tidak akan pergi
sebelum mendapat jawaban darimu,” “Jawaban apalagi? Aku sudah mengatakannya kepada
temanmu!” “Percayalah, aku benar-benar tidak tahu. Aku tidak tahu siapa yang
kaumaksud dengan temanku.” “Mengapa aku harus percaya padamu?” “Tolonglah aku,”
suara itu kini terdengar memelas. “Aku memerlukan bantuanmu. Maaf jika tadi aku
agak kasar. Aku … aku.” Perempuan itu tidak menduga keadaannya akan berbalik.
Perlahan, ia membuka pintu kembali. “Baiklah, aku percaya padamu. Sekarang
kuminta kaupercaya padaku. Tidak ada apa-apa dalam bungaku termasuk guna-guna
yang kautuduhkan. Jelas? Atau perlu aku ulang sekali lagi?” Tamu itu menunduk.
Wajahnya terlihat putus asa. “Apalagi? Pergilah sebelum anak-anakku atau tetangga
berdatangan. Aku tidak mau terjadi keributan.” “Ya, aku akan pergi. Terima
kasih. Sekali lagi maafkan aku.” Lelaki itu membalikkan badannya.
Detail Buku:
Judul : Sekaca Cempaka
Penulis : Nailiya Nikmah JKF
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
ISBN : 978-602-02-4396-2
Tebal : -
ISBN : 978-602-02-4396-2
Tebal : -
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam
novel “ Sekaca Cempaka “, karya terbaru Nailiya Nikmah JKF. Untuk mendownload novel “
Sekaca Cempaka “ karya Nailiya
Nikmah JKF silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca
“ Sekaca Cempaka “, untuk ebook, buku,
novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar