RONALD berdiri di samping Bia sambil menyisir rambutnya yang berdiri
kayak duri landak dengan jari-jarinya. “Bi, pokoknya kalo anak-anak baru itu
udah pada datang, lo mesti ngeluarin seluruh kemampuan lo buat bikin mereka
takut,” ujarnya bak perwira yang sedang memerintah anak buahnya. “Iya, gue
tahu,” respons Bia singkat. Cewek bertubuh mungil itu berdiri tegak sambil
celingak-celinguk memerhatikan gerbang sekolah. Udara pagi itu masih terasa
agak lembap. Jalanan masih basah bekas diguyur hujan subuh tadi. Tapi beberapa
anak yang tergabung dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA Constantine 4 udah
pada kumpul di sekolah sejak jam 06.00 dengan semangat ‟45. Nggak ada seorang
pun yang pasang tampang lemas. Apalagi Baby Fania, yang lebih beken dengan
panggilan “Bia” (padahal itu nama kecilnya loh!), cewek mungil berambut pendek
yang udah hampir setahun ini memegang jabatan ketua OSIS. Dia udah tiba di
sekolah sejak jam 05.30, waktu hujan masih dengan riangnya menyiram tanah
pertiwi dan gerbang sekolah belum dibuka oleh Pak Kosim, si penjaga sekolah. Hari ini adalah hari pertama MOS (Masa Orientasi Siswa) buat anak-anak
kelas 1 yang untuk pertama kali mengenakan seragam putih abu-abunya. MOS ini
sebenarnya diciptakan untuk mengakrabkan para guru dengan siswa baru,
kakak-kakak kelas dengan junior-juniornya, juga sarana untuk memperkenalkan
siswa baru pada lingkungan sekolah dan program-program sekolah. Tapi bagi
beberapa anggota OSIS, terkadang MOS disalahgunakan.
Baca juga
- Negeri 5 Menara by Ahmad Fuadi
- Jangan Pilih Saya by Ahmad Sutardi
- Orang-orang Proyek by Ahmad Tohari
Ronald menganggukkan kepalanya sambil berkata, “Lo tenang aja, semua udah
stand by di tempat masing-masing.” Bia manggut-manggut. Kepalanya masih sibuk
bergerak dan matanya terus memantau gerbang sekolah tanpa berkedip. “Itu mangsa
kita udah datang!” seru Bia senang. Bibirnya merekah memperlihatkan gigi
kelinci yang nangkring di gusinya. “Mana... mana...?” Ronald maju beberapa
langkah sambil melihat ke arah gerbang sekolah. “Iya... benar. Mereka udah
datang.” “Siapa aja yang bertugas menjaga gerbang dan memeriksa kelengkapan
atribut anak-anak baru itu?” tanya Bia “Mmm...
Sonny, Leon, Maya, Tania... sama satu lagi... si Victor.” Bia tersenyum puas.
Lima orang yang baru saja disebut Ronald adalah anak buah kesayangannya.
Soalnya selain bertampang sangar, mereka juga tegas, bermulut pedas, dan
pantang disogok. Bia yakin lima orang itu akan melaksanakan tugas mereka dengan
sangat baik. “Woi, jalannya lelet banget sih? Keturunan siput semua, ya?!”
Tania meneriaki segerombolan anak yang berjalan kaki ke arah gerbang sekolah.
Detail Buku:
Penulis : Valleria Verawati
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : -
Tebal : -
ISBN : -
Tebal : -
Itulah sekelumit sinospis yang diangkat dalam
novel “ Pacarku Juniorku “, karya terbaru Valleria Verawati. Untuk mendownload novel “
Pacarku Juniorku “ karya Valleria
Verawati silahkan klik di sini.
Terima kasih telah membaca
“ Pacarku Juniorku “, untuk ebook, buku,
novel dan karya menarik yang lainnya, silahkan kunjungi di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar